Pena Celebes - Penyataan Salah
satu Tokoh masyarakat Desa Mattirowalie yang bernomisili di Dusun Parenring,
Desa Mattirowalie, Kec. Tanete Riaja, Kab. Barru yang juga salah satu yang di
usulkan sebagian Masyarakat Desa Mattirowalie Menjadi kandidat Calon Kepala
Desa di Desa Mattirowalie (Merupakan Figur Calon Kades Yang Menjanjikan dan
Figur andalan sang Penulis PENA CELEBES), mengatakan bahwa untuk mencapai
tujuan menjadi salah satu desa mandiri, yang pertama dan yang paling utama yang harus di praktekkan
dalam membangun kemandirian desa adalah Membangun
kembali organisasi masyarakat di desa Mattirowalie yang kritis dan dinamis.
Karena dengan membangun kembali organisasi
masyarakat merupakan modal penting bagi desa mattirowalie untuk membangun
kedaulatan serta merupakan titik terciptanya organisasi masyarakat yang
nantinya akan menjadi kekuatan penyeimbang atas munculnya kebijakan public yang
tidak responsive dengan masyarakat, dengan membangun kembali organisasi
masyarakat maka secara tidak sadar mereka akan menyadari bahwa sebagai warga
Desa Mattirowalie, mereka adalah pemangku lingkungan, sejarah dan budaya desa
sebagai warisan para pendahulu yang harus dilestarikan, namun diliat dari kondisi
saat ini sebenarnya sudah banyak
lembaga-lembaga social kemasyarakatan, yang terbagi dari dua jenis, yaitu
lembaga korporatis, dikatakan lembaga korporatis karena lembaga ini identik
dengan organisasi yang dibentuk oleh Negara, sebut saja PKK, KARANG TARUNA,
LKMD, Kelompok Tani dan Kelompok Ternak, dan yang kedua adalah Lembaga non
korporatis, dikatakan non korporatis karena lembaga ini ada dan tumbuh atas
prakarsa Masyarakat Desa Mattirowalie, misalnya saja Majelis Taklim dan
Himpunan Pemuda Mattirowalie (HIPMA)
Dari sekian banyak organisasi yang dia (Calon Kades)
sebut baik dari lembaga Korporatis dan Non Korporatis, Katanya akhir-akhir
ini keduanya sama-sama meredup peran dan
fungsinya dalam upaya membangun desa mattirowalie, dari lembaga Korporatis sebut
saja Organisasi Karang Taruna yang ditinggalkan pemuda-pemuda desa mattirowalie
berimigrasi ke kota (menempuh pendidikan dan Merantau), LKMD sudah sirna karena
dulu hanya menjadi alat partai politik Orde Baru, demikian pula dengan
kehadiran kelompok tani dll, Kondisi seperti ini hampir sama juga nyaris
terasakan pada lembaga Non Korporatis, seperti Majelis taklim Kurang
mengembangkan variasi kegiatannya, sehingga terkesan eksklusif hanya bergulat
dengan urusan akhirat saja, dan begitu juga dengan Himpunan Pemuda Mattirowalie
yang melakukan kegiatan”Tiba Masa Tiba Akal” Alias Musiman.
Dari Permasalah yang saat ini terjadi di Lingkup
Organisasi Kemasyarakatan di Desa Mattirowalie, Pasti Timbul Pertanyaan yang sangat mendasar
yaitu bagaimana agar lembaga-lembaga kemasyarakatan di Desa Matirowalie kembali
berperan membangun desa yang mandiri dan apa yang sebaiknya dilakukan
pemerintah desa di masa depan? Nah Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa
langkah yang harus dilakukan antara lain (ucapnya):
Pertama Melakukan Pendataan dan Pemetaan Organisasi
di desa mattirowalie. dengan tujuan agar pemerintah Desa Mattirowalie mempuyai
Data, Berapa, dimana dan siapa saja, organisasi kemasyarakatan di Desa yang
masih aktif dan pasif, saya yakin bahwa
kita semua mungkin akan sepakat, bahwa tidak sedikit organisasi di Desa
Mattirowalie yang masih ada struktur organisasinya tapi sudah tidak ada lagi
pengurusnya, tidak memiliki program dan kegiatan yang jelas, sehingga dengan
adanya Pemetaan ini maka diharpakan Desa akan memiliki data yang real tentang organisasi kemasyarakatan.
Kedua, Memfasilitasi Organisasi Masyarakat di Desa
Mattirowalie Melalui Penyelenggaraan Program/Kegiatan yang berorientasi pada
peningkatan kapasitas/SDM organisasi tersebut.
Dari hasil Pemetaan yang telah dilakukan, maka itu
menjadi landasan utama bagi pemerintah desa untuk membuat seperangkat strategi
kebijakan dan program desa untuk menguatkan peran organisasi dalam kerangka
pembangunan desa di desa mattirowalie, dengan cara pemerintah desa harus
mengakomodasi program/kegiatan penguatan kapasitas organisasi tersebut kedalam
dokumen peraturan desa tentang RPJMDesa, RKPDesa dan APBDesa. Bentuk kegiatan
untuk penguatan Kapasitas atau SDM Misalnya saja, pelatihan manajemen
organisasi, mendorong restrukturisasi atau pun pemberian bantuan desa untuk
organisasi tersebut.
Ketiga, Melibatkan organisasi masyarakat yang ada di
Desa Mattirowalie dalam proses pengambilan kebijakan Publik yang
diselenggarakan pemerintah Desa Mattirowalie.
Berangkat dari kesadaran bersama sebagai entitas,
desa tidak hanya terdiri dari pemerintah desa saja, melainkan terdapat elemen
masyarakat yang salah satunya terwakili melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan
desa mattirowalie, sehingga setiap kebijakan strategis, desa hendaknya
dilandasi atas musyawarah mufakat dari semua elemen desa. Sehingga dengan
adanya keterlibatan organisasi masyarakat, secara tidak langsung pemerintah
desa telah mengedepankan prinsip penghormatan, partisipasi dan emansipasi warga
dalam membangun desa menuju desa mandiri…..
Salam Menuju Desa Mandiri……………..
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete